Senin, 26 Agustus 2013

Hebatnya Emak ketika memberi dukungan. . .

Suatu pagi, pas ketika ke pasar bareng Emak,
kami mampir ke sebuha toko yang menjual aneka snack ringan. Kami membeli beberapa untuk di jual lagi. Dan entahhh bagaimana awal mula percakapan, tapii yang masih terngiang adalah di tengah percakapan.

Anggap saja Ibu A, saya baru tau kalau suaminya adalah pegawai negeri. Si Ibu A ini menceritkan bahwa putranya akan di ikutkan les menyetir mobil matic, karena kalau di ajarin ayahnya takut kurang mantep. Dan Adeknya yang perempuan (dulunya adek kelas beda setahun) sudah bsia nyetir mobil matic, dan baru saja beli mobil sendiri merek apaaaaaa gitu lupa. Katanya, si anak perempuannya ni, kalau mempunyai keinginan akan terus di kejar sampai dapet (well, saya sungguh suka dengan semqangat macam ini). Dan lanjutttt, katanya gaji si anak perempuannya ini sebulan 3 juta. Dan dari situ, dia menabung sampai dapat 100jt, dan di tambahin sama Ayahnya 150jt. Pas denger,uggghhh merinding, gaji 3 jt, tabungan 100jt rasanya udah mupeng sehabis-habisnyaaa. Dan lanjut, tiba-tiba cerita, anak ini ternyata lulusan perawat atau bidan gituuu lupaaa, dan kata Ibunya, sekolah itu mahal (em to the ber, emberrr) dan katanya mau minta sekolah lagi di UB**A (Universitas Su*****a), yang dimana itu emang terkenal bukan sekolahnya anak mengengah ke bawah. Lanjut, katanya SPP-nya saja 10jt, dan setelah perjuangan beberapa kali, bisa turun jadi 8jt. Dan saya masih tetep "WOW" sambil badan lemes.

di rumah....

Dalam keadaan masih lemes, terngiang-ngiang cerita Ibu A tadi soal anaknya, malah menambah beban kalau ternyata saya jadi anak gak ada gunanya sekali. Kapan saya bisa dapat gaji 3 jt? Mungkin kalau gaji saya 3 jt per bulan, yang sudah pasti saya lakukan adalah menyuruh Emak dan Bapak untuk duduk,liat TV, makan dan tidur di rumah. Tapi lihat saya sekarang :( rasanya nyesek!!. Dan anehnya, saya selalu terima-terima aja dengan gaji berapapun yang saya terima... (walau kadang suka ngeluh juga kalau udah mulai kepikiran nabung ONH Plus)

Sambil ngomong pelan,"wikk, aku kapan ya Mak, bisa punya gaji 3 juta, kapan aku beli mobil sendiri"

dan Emak sambil bengong,"lhaaa, omongannya Ibu tadi kamu dengerin to? Aku lhoooo, gak ngurusi sama sekali. Tak anggep omongan lewat"

-Makin menjadi-jadi muka melas saya-

lanjut Emak yang sepertinya sudah gak tega liat wajah saya yang seperti orang punya utang milyaran, "Kamu tau nggak? Anak-anak macam itu, mereka gak pernah ambil pusing soal orang tuanya. Ibunya pedagang sukses, Bapaknya pegawai negeri. Lha anak-anakku gaji sak keteng aja, itu masih ribut buat ngasih orang tuanya"

jleb...jleb...jleb...

masalahnya, bukan menjadi sombong karena kata-kata Emak tadi, tapi cara Emak menunjukkan bahwa tidak seharusnya saya tidak bangga pada diri sendiri itulah yang membuat saya terharu.

Emak adalah orang yang setiap saat memastikan, bahwa saya harus kuat, dan Emak juga yang selalu tidak lupa untuk mengatakan,

"InshaAllah Nak, kamu pasti berhasil suatu saat nanti, dan aku yakin itu"


Bagi Emak tidak perlu kaya raya untuk menunjukkan saya sukses, tapi bagaimana saya bisa menjaga, merawat serta selalu ingat pada orang tua...itulah yang terpenting...


*Aduhhh emakkk pliss dehhh....*


Minggu, 04 Agustus 2013

bagus mana?

pas liat foto yang agak lama, pas rambut ,masih belum panjang-panjang amat,
kayakk berasa fresh gituu
bener gak sih???




pengen potong sihhh
tapiiii katanya si Mbah dan katanya Emak gak usah potong-potong rambut lagiii
hikssssss
katanya dibiarin panjang aja, bagusss
okehhh dehhh